Lincah dan kecil, tapi masih lebih besar dari kapal patroli pesisir standar, korvet telah memainkan peran penting bagi beberapa angkatan laut terkuat di dunia. Berdasarkan kemampuan multi-misi, manuver dan persenjataannya, berikut 10 korvet terbaik di dunia.
Korvet Kelas Kamorta
Kelas Kamorta adalah korvet generasi baru yang dikembangkan oleh Garden Reach Shipbuilders and Engineers (GRSE) untuk Angkatan Laut India. Korvet ini utamanya didesain untuk misi anti kapal selam (ASW), namun juga dapat ditugaskan untuk misi anti permukaan dan anti udara. Total 4 korvet Kelas Kamorta dijadwalkan akan dioperasikan Angkatan Laut India antara tahun 2014 dan 2017.
Korvet kelas Kamorta menggunakan bahan komposit dan berteknologi "siluman" untuk mengurangi deteksi dari radar dan inframerah dan mengurangi kebisingan. Kamorta dipersenjatai dengan rudal jelajah anti kapal 3M-54 Klub, rudal permukaan ke udara Barak, sebuah meriam 76 mm, dua sistem senjata close-in AK-630, dua peluncur roket anti kapal selam RBU-6000, dan dua tabung torpedo triple.
Dek penerbangan pada buritan Kamorta mampu mengakomodasi helikopter Ka-28PL atau HAL Dhruv. Empat mesin Pielstick 12 PA6 STC yang dilengkapkan pada Kamorta memberikannya kecepatan maksimum 25 knot dan jangkauan 3.450 nm (6.389 km) di kecepatan 18 knot.
Type 056 JiangdaoTipe 056 Jiangdao. Gambar: 樱井千一 |
Tipe 056 merupakan korvet "siluman" kelas baru yang dibangun di galangan kapal Wuchan, Huangpu, Hudong-Zhongua dan Liaonan untuk Tentara Pembebasan Angkatan Laut (PLAN) China. Korvet ini menjadi kapal perang modular pertama China yang bertindak sebagai kapal patroli lepas pantai atau kapal multi peran.
Korvet Tipe 056 berdesain lambung "siluman" dan dipersenjatai dengan rudal jelajah anti kapal YJ-83 sea-skimming, sistem rudal jarak pendek FL-3000N, meriam 76 mm, dua meriam remot kontrol dan dua tabung torpedo triple.
Dek helikopter pada buritannya dapat menampung helikopter kelas Z-9. Tipe 056 menggunakan dua mesin diesel yang menggerakkan dua porosnya yang memastikannya mencapai kecepatan tertinggi lebih dari 28 knot.
Korvet kelas Khareef. Gambar via htka.hu |
Korvet Kelas Khareef
Korvet Kelas Khareef dibangun oleh BAE Systems Maritime-Naval Ships untuk Angkatan Laut Kerajaan Oman. Korvet ini dapat melakukan patroli pantai, misi bantuan bencana maritim, SAR dan misi pencegahan.
Desain lambungnya yang inovatif dengan fitur "siluman" memungkinkan Khareef untuk beroperasi di dekat zona musuh tanpa terdeteksi. Desainnya yang fleksibel juga membuatnya mudah diintegrasikan dengan berbagai peralatan dan sistem senjata. Korvet ini memiliki dek penerbangan dan hangar yang cukup untuk mengakomodasi helikopter kecil hingga medium.
Khareef dipersenjatai dengan meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI DS30M 30 mm, rudal anti kapal MM-40 Exocet Block III dan rudal permukaan ke udara MBDA VL Mica untuk mengatasi ancaman dari permukaan dan udara. Dua mesin diesel MTU memberikan kapal ini kecepatan maksimum 25 knot dan jangkauan 4.500 mil.
Korvet Kelas Khareef dibangun oleh BAE Systems Maritime-Naval Ships untuk Angkatan Laut Kerajaan Oman. Korvet ini dapat melakukan patroli pantai, misi bantuan bencana maritim, SAR dan misi pencegahan.
Desain lambungnya yang inovatif dengan fitur "siluman" memungkinkan Khareef untuk beroperasi di dekat zona musuh tanpa terdeteksi. Desainnya yang fleksibel juga membuatnya mudah diintegrasikan dengan berbagai peralatan dan sistem senjata. Korvet ini memiliki dek penerbangan dan hangar yang cukup untuk mengakomodasi helikopter kecil hingga medium.
Khareef dipersenjatai dengan meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI DS30M 30 mm, rudal anti kapal MM-40 Exocet Block III dan rudal permukaan ke udara MBDA VL Mica untuk mengatasi ancaman dari permukaan dan udara. Dua mesin diesel MTU memberikan kapal ini kecepatan maksimum 25 knot dan jangkauan 4.500 mil.
Korvet kelas Baynunah. Gambar via All Military Weapons |
Korvet Kelas Baynunah
Baynunah adalah korvet multi misi kelas baru yang dibangun oleh Abu Dhabi Ship Building (ADSB) untuk Angkatan Laut Uni Emirat Arab. Korvet ini dirancang untuk melakukan berbagai misi antara lain patroli dan pengawasan pantai, penanggulangan ranjau, anti udara dan perang anti permukaan.
Beberapa senjata dan teknologi sensor canggih yang dilengkapkan di dalamnya membuat Baynunah sebagai salah satu korvet terbaik di dunia. Kapal ini juga dilengkapi dengan fitur "siluman" untuk meminimalisir radar cross-section dan dapat dipersenjatai dengan rudal anti kapal Exocet, rudal SeaSparrow, Mk49 Mod3 21-cell RAM launcher, meriam utama 76 mm dan dua senjata Rheinmetall MLG 27.
Korvet kelas Baynunah memiliki dek dan hangar helikopter di buritan untuk mengakomodasi helikopter berukuran medium. Korvet yang didukung oleh empat mesin diesel MTU ini menggerakkan waterjet yang memastikannya mampu mencapai kecepatan lebih dari 30 knot.
Baynunah adalah korvet multi misi kelas baru yang dibangun oleh Abu Dhabi Ship Building (ADSB) untuk Angkatan Laut Uni Emirat Arab. Korvet ini dirancang untuk melakukan berbagai misi antara lain patroli dan pengawasan pantai, penanggulangan ranjau, anti udara dan perang anti permukaan.
Beberapa senjata dan teknologi sensor canggih yang dilengkapkan di dalamnya membuat Baynunah sebagai salah satu korvet terbaik di dunia. Kapal ini juga dilengkapi dengan fitur "siluman" untuk meminimalisir radar cross-section dan dapat dipersenjatai dengan rudal anti kapal Exocet, rudal SeaSparrow, Mk49 Mod3 21-cell RAM launcher, meriam utama 76 mm dan dua senjata Rheinmetall MLG 27.
Korvet kelas Baynunah memiliki dek dan hangar helikopter di buritan untuk mengakomodasi helikopter berukuran medium. Korvet yang didukung oleh empat mesin diesel MTU ini menggerakkan waterjet yang memastikannya mampu mencapai kecepatan lebih dari 30 knot.
Korvet Kelas Buyan. Gambar: russianmilitaryphotos.wordpress.com |
Korvet Kelas Buyan (Project 21630)
Kelas Buyan adalah korvet yang dibangun oleh galangan kapal Almaz untuk Angkatan Laut Rusia. Buyan-M, versi modifikasi rudal dari Kelas Buyan, juga sedang dibangun di galangan kapal Almaz. Kapal ini digunakan untuk patroli zona ekonomi eksklusif dan dapat digunakan di perairan dangkal dan muara sungai untuk mendaratkan pasukan dalam mendukung misi berbasis darat.
Kelas Buyan juga menerapkan fitur "siluman" untuk mengurangi radar cross section.Open architecture pada Buyan memungkinkannya untuk diintegrasikan dengan sistem-sistem modular sesuai kebutuhan di masa mendatang. Korvet ini dipersenjatai dengan rudal anti pesawat Igla atau Igal-S, sistem peluncur roket A-215 Grad-M, meriam tunggal A-190 100 mm dan dua sistem senjata close in AK-306 30 mm.
Sistem propulsi CODAD (combined diesel and diesel) yang mengintegrasikan dua mesin diesel Zvezda M520 ditambah dengan dua pompa jet memberikannya kecepatan maksimum 28 knot dan jangkauan 1.500 nm (2.778 km).
Kelas Buyan adalah korvet yang dibangun oleh galangan kapal Almaz untuk Angkatan Laut Rusia. Buyan-M, versi modifikasi rudal dari Kelas Buyan, juga sedang dibangun di galangan kapal Almaz. Kapal ini digunakan untuk patroli zona ekonomi eksklusif dan dapat digunakan di perairan dangkal dan muara sungai untuk mendaratkan pasukan dalam mendukung misi berbasis darat.
Kelas Buyan juga menerapkan fitur "siluman" untuk mengurangi radar cross section.Open architecture pada Buyan memungkinkannya untuk diintegrasikan dengan sistem-sistem modular sesuai kebutuhan di masa mendatang. Korvet ini dipersenjatai dengan rudal anti pesawat Igla atau Igal-S, sistem peluncur roket A-215 Grad-M, meriam tunggal A-190 100 mm dan dua sistem senjata close in AK-306 30 mm.
Sistem propulsi CODAD (combined diesel and diesel) yang mengintegrasikan dua mesin diesel Zvezda M520 ditambah dengan dua pompa jet memberikannya kecepatan maksimum 28 knot dan jangkauan 1.500 nm (2.778 km).
Korvet kelas Steregushchy. Gambar: gtdeath13/photobucket |
Korvet Kelas Steregushchy (Project 20380)
Steregushchy adalah korvet besar multi peran yang dibangun oleh galangan kapal Severnaya Verf dan Amur untuk Angkatan Laut Rusia. Kapal ini ditugaskan untuk misi patroli pantai, pengawalan dan ASW.
Steregushchy menerapkan desain "siluman" untuk mengurangi deteksi radar dan inframerah, akustik dan magnetik. Steregushchy dipersenjatai dengan rudal Kh-35, rudal 3M-54 Klub, dua sistem senjata close-in Kashtan, sebuah meriam A-190 100 mm, dua senjata AK-630M dan dua tabung torpedo quadruple.
Sistem propulsi CODAD dari Steregushchy yang mengintegrasikan empat mesin diesel 16D49 memberikannya kecepatan tertinggi 27 knot dan jangkauan 4.000 nm pada kecepatan 14 knot. Varian ekspor dari Steregushchy yang disebut sebagai Kelas Tiger, juga diorder oleh Angkatan Laut Aljazair.
Steregushchy adalah korvet besar multi peran yang dibangun oleh galangan kapal Severnaya Verf dan Amur untuk Angkatan Laut Rusia. Kapal ini ditugaskan untuk misi patroli pantai, pengawalan dan ASW.
Steregushchy menerapkan desain "siluman" untuk mengurangi deteksi radar dan inframerah, akustik dan magnetik. Steregushchy dipersenjatai dengan rudal Kh-35, rudal 3M-54 Klub, dua sistem senjata close-in Kashtan, sebuah meriam A-190 100 mm, dua senjata AK-630M dan dua tabung torpedo quadruple.
Sistem propulsi CODAD dari Steregushchy yang mengintegrasikan empat mesin diesel 16D49 memberikannya kecepatan tertinggi 27 knot dan jangkauan 4.000 nm pada kecepatan 14 knot. Varian ekspor dari Steregushchy yang disebut sebagai Kelas Tiger, juga diorder oleh Angkatan Laut Aljazair.
Korvet Kelas Milgem. Gambar: Turkish Naval Forces |
Korvet Kelas Milgem
Korvet Kelas Milgem milik Angkatan Laut Turki dilengkapi dengan sistem senjata buatan dalam negeri dan sistem C4SI untuk mendukung misi patroli maritim, perang anti permukaan, ASW dan misi perang anti udara di perairan pesisir.
Dua korvet pertama dari kelas Milgem, TCG Heybeliada (F-511) dan TCG Büyükada (F-512) dibangun oleh galangan kapal Istanbul, dan ditugaskan ke Angkatan Laut Turki pada tahun 2013. Korvet ini juga menerapkan teknologi "siluman" dan fitur signature-reduction. Masing-masing korvet dilengkapi dengan meriam 76 mm, dua Stabilised Machine Gun Platforms (STAMP), delapan rudal anti kapal Harpoon, dan rolling airframe missile (RAM) sebagai titik pertahanan dan peluncur tripel Mk.32
Korvet Kelas Milgem didukung oleh sistem propulsi MTU combined diesel and gas (CODAG). Daya dorong untuk berlayar pada kecepatan jelajah dihasilkan oleh mesin diesel, sementara dua turbin gasnya menyediakan kecepatan yang lebih tinggi yaitu 29 knot apabila dibutuhkan.
Korvet Kelas Milgem milik Angkatan Laut Turki dilengkapi dengan sistem senjata buatan dalam negeri dan sistem C4SI untuk mendukung misi patroli maritim, perang anti permukaan, ASW dan misi perang anti udara di perairan pesisir.
Dua korvet pertama dari kelas Milgem, TCG Heybeliada (F-511) dan TCG Büyükada (F-512) dibangun oleh galangan kapal Istanbul, dan ditugaskan ke Angkatan Laut Turki pada tahun 2013. Korvet ini juga menerapkan teknologi "siluman" dan fitur signature-reduction. Masing-masing korvet dilengkapi dengan meriam 76 mm, dua Stabilised Machine Gun Platforms (STAMP), delapan rudal anti kapal Harpoon, dan rolling airframe missile (RAM) sebagai titik pertahanan dan peluncur tripel Mk.32
Korvet Kelas Milgem didukung oleh sistem propulsi MTU combined diesel and gas (CODAG). Daya dorong untuk berlayar pada kecepatan jelajah dihasilkan oleh mesin diesel, sementara dua turbin gasnya menyediakan kecepatan yang lebih tinggi yaitu 29 knot apabila dibutuhkan.
KRI Diponegoro 365. Gambar: Maritimephoto.com |
Korvet Kelas SIGMA
Korvet Kelas SIGMA dibangun oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding sesuai dengan konsep Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA). Empat korvet Kelas SIGMA dikirm ke TNI AL pada rentang 2007-2009.
Kelas SIGMA berdesain modular yang memberikan operatornya fleksibilitas tinggi namun dengan biaya operasi yang minim. Korvet ini dilengkapi dengan sistem komunikasi dan pertempuran canggih, dek helikopter besar dan fasilitas akomodasi untuk 80 personel. SIGMA dirancang untuk melakukan misi patroli Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pencegahan, SAR, dan juga misi perang anti kapal selam.
Korvet ini dapat dipersenjatai dengan rudal anti kapal Exocet, rudal permukaan ke udara TETRAL, meriam rapid gun 76 mm, dua senjata 20 mm, dan dua peluncur torpedo tripel B515. Dua mesin dieselnya menggerakkan dua poros baling-baling yang memberikannya kecepatan maksimum 28 knot dan jangkauan 3.000 nm pada kecepatan 18 knot.
Korvet Kelas SIGMA dibangun oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding sesuai dengan konsep Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA). Empat korvet Kelas SIGMA dikirm ke TNI AL pada rentang 2007-2009.
Kelas SIGMA berdesain modular yang memberikan operatornya fleksibilitas tinggi namun dengan biaya operasi yang minim. Korvet ini dilengkapi dengan sistem komunikasi dan pertempuran canggih, dek helikopter besar dan fasilitas akomodasi untuk 80 personel. SIGMA dirancang untuk melakukan misi patroli Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pencegahan, SAR, dan juga misi perang anti kapal selam.
Korvet ini dapat dipersenjatai dengan rudal anti kapal Exocet, rudal permukaan ke udara TETRAL, meriam rapid gun 76 mm, dua senjata 20 mm, dan dua peluncur torpedo tripel B515. Dua mesin dieselnya menggerakkan dua poros baling-baling yang memberikannya kecepatan maksimum 28 knot dan jangkauan 3.000 nm pada kecepatan 18 knot.
Korvet Kelas Braunschweig. Gambar: Torsten Bätge |
Kelas K130 Braunschweig
Kelas K130 Braunschweig milik Angkatan Laut Jerman adalah lima korvet modern yang dibangun oleh konsorsium ARGE K130 yang terdiri dari Blohm+Voss, Nordseewerke dan Fr. Lürssen Werft. Korvet multi-misi ini dikerahkan untuk pengawasan permukaan, perang anti permukaan dan misi pesisir.
Kelas K130 dilengkapi dengan fitur pengurangan deteksi dari radar dan inframerah, dan dilengkapi dengan sistem pertahanan dan senjata otomatis, sensor dan sistem komunikasi. Deknya dapat menampung helikopter berukuran sedang.
Persenjataan yang diusung Kelas K130, antara lain rudal permukaan ke permukaan RBS 15MK3, rudal permukaan ke udara Rolling Airframe Missile (RAM), meriam Oto Melara 76 mm, dan dua meriam otomatis MLG 27 mm. Korvet ini didukung oleh dua mesin diesel MTU 20V 1163 TB 93 yang menggerakkan dua baling-baling yang memberikannya kecepatan maksimum lebih dari 26 knot.
Kelas K130 Braunschweig milik Angkatan Laut Jerman adalah lima korvet modern yang dibangun oleh konsorsium ARGE K130 yang terdiri dari Blohm+Voss, Nordseewerke dan Fr. Lürssen Werft. Korvet multi-misi ini dikerahkan untuk pengawasan permukaan, perang anti permukaan dan misi pesisir.
Kelas K130 dilengkapi dengan fitur pengurangan deteksi dari radar dan inframerah, dan dilengkapi dengan sistem pertahanan dan senjata otomatis, sensor dan sistem komunikasi. Deknya dapat menampung helikopter berukuran sedang.
Persenjataan yang diusung Kelas K130, antara lain rudal permukaan ke permukaan RBS 15MK3, rudal permukaan ke udara Rolling Airframe Missile (RAM), meriam Oto Melara 76 mm, dan dua meriam otomatis MLG 27 mm. Korvet ini didukung oleh dua mesin diesel MTU 20V 1163 TB 93 yang menggerakkan dua baling-baling yang memberikannya kecepatan maksimum lebih dari 26 knot.
Korvet Kelas Visby |
Korvet Kelas Visby
Korvet siluman Kelas Visby dibangun oleh Kockums di galangan kapal Karlskrona untuk Angkatan Laut Kerajaan Swedia. Pembangunan 5 korvet ini ditujukan untuk misi perang permukaan, ASW, dan patroli maritim.
Masing-masing korvet dipersenjatai dengan meriam Bofors 57 mm Mk 3, delapan rudal permukaan ke permukaan Saab RBS15, empat torpedo Saab 40 cm, dan roket ASW.
Sistem propulsi CODOG yang mengintegrasikan empat turbin gas TF50A untuk operasi di kecepatan menengah dan tinggi, dan dua mesin diesel MTU untuk kecepatan rendah. Mesin CODOG menggerakkan dua baling-baling yang menawarkan akustik yang rendah dan kemampuan manuver yang baik. Sistem propulsinya menjadikan Visby mampu mencapai kecepatan maksimum 35 knot dan jangkauan 2.500 nm pada kecepatan 15 knot.
Korvet siluman Kelas Visby dibangun oleh Kockums di galangan kapal Karlskrona untuk Angkatan Laut Kerajaan Swedia. Pembangunan 5 korvet ini ditujukan untuk misi perang permukaan, ASW, dan patroli maritim.
Masing-masing korvet dipersenjatai dengan meriam Bofors 57 mm Mk 3, delapan rudal permukaan ke permukaan Saab RBS15, empat torpedo Saab 40 cm, dan roket ASW.
Sistem propulsi CODOG yang mengintegrasikan empat turbin gas TF50A untuk operasi di kecepatan menengah dan tinggi, dan dua mesin diesel MTU untuk kecepatan rendah. Mesin CODOG menggerakkan dua baling-baling yang menawarkan akustik yang rendah dan kemampuan manuver yang baik. Sistem propulsinya menjadikan Visby mampu mencapai kecepatan maksimum 35 knot dan jangkauan 2.500 nm pada kecepatan 15 knot.
No comments:
Post a Comment