Wednesday 31 December 2014

Potensi Kamov Ka-27/28 bagi armada Helikopter AKS TNI AL


www.richard-seaman.comProduk blok Timur (Rusia) seolah menjadi alternative utama apabila merasa sudah terlalu bosan memilih produk blok Barat yang beragam jenis dan harganya. Salah satu unsur kekuatan TNI yang masih membutuhkan perhatian mendalam adalah modernisasi armada helicopter Anti Kapal Selam (AKS) TNI Angkatan Laut. Pasca era keemasan pada decade 1960s, TNI AL nyaris tak memiliki armada Heli AKS yang berkualitas tinggi, Di zaman Orde Baru TNI AL/Penerbal sempat mengoperasionalkan helicopter superpuma varian AKS, sayangnya masa tugas Heli ini tak berlangsung lama karena berbagai musibah yang mengikutinya. Saat ini, armada Helikopter TNI AL (Penerbal) masih mengandalkan helikoper NAS332 SuperPuma, NBell 412 dan NBO 105 sebagai backbone untuk berperan sebagai helicopter AKS. Adanya proyek MEF (Minimum Essential Forces) memberikan angin sejuk pagi pengadaan Helikopter AKS canggih, sempat muncul banyak varian yang berpotensi dipilih oleh TNI Al, yakni Sikorsky SeaSprite, Agusta Westland dan AS565 MB Panther.
Diantara ketiga Alutsista ini sepertinya TNI Al lebih tertarik pada Helicopter buatan Eurocopter, mengingat PT DI sudah memiliki License dalam produksi helicopter pabrikan Prancis ini. Namun tak ada salahnya apabila suatu saat nanti, arah pengadaan armada helicopter AKS TNI Al diarahkan pada produk Timur buatan Rusia.
About Helicopter Kamov Ka-27/28
Dalam jajaran helicopter AKS (Anti Kapal Selam) top Dunia, Heli AKS kebanggaan Rusia ini menjadi salah satu yang terbaik diantara jajaran Top tersebut. Kamov Ka-28 (nama versi ekspor Ka-27) cukup banyak dioperasionalkan diberbagai belahan dunia, seperti China, Ukraina, Vietnam, Suriah, India. Heli yang mendapat julukan NATO, Helix ini menjadi lawan tangguh bagi helicopter sejenis dari blok Barat dengan perkiraan harga sekitar 14.5 Juta US dollar. Kamov Ka-28 dirancang untuk misi SAR, Deteksi, Pelacakan, ,menangkal ancaman dari Kapal Permukaan Serta Kapal Selam yang bergerak pada kecepatan max 75km/jam dan kedalaman max 500 m. Ka-28 ketangguhan disektor daya tahan (Long Endurance) dalam misi AKS tanpa referensi Waypoints, berbagai iklim dan musim, Siang dan Malam, disetiap kondisi cuaca dengan daya jelajah lebih dari 200 km. Sama seperti saudaranya dari jenis Attack Helikoper Ka-52 Alligator, Ka-28 juga mengadopsi co-axial mounted contra rotating main rotors alias baling baling kembar yang berputar berlawanan arah sehingga tak memerlukan adanya rotor penyeimbang  (Tail Rotor) di ekor Helikopter.
Kamov Ka-27 1
Perlengkapan
Dilengkapi dengan deretan perlengkapan avionic canggih seperti Integrated Flight Navigation System and A Sighting System (Radar pengamatan dan Sistem Sonar). Selain itu, Sistem Avionik Ka-28 memilliki banyak kemampuan seperti menavigasikan helicopter pada area yang telah ditentukan dalam segala kondisi cuaca, mendektesi Kapal Selam dengan bantuan Sonar dan Magnetometer, Kontrol Senjata, Return flight to the Mother Ship, Pendaratan. Memiliki display/receiver khusus yang berfungsi memonitor sonobuoys yang ada dipermukaan laut secara otomatis serta melacar, mencari dan mendeteksi target permukaan dan bawah laut.
Senjata
APR-3E ASW Missiles, OMAB 25-12D dan OMAB 25-8N marine marking bombs.
Varian
Ada banyak varian yang berbasis Kamov Ka-27, yakni Kamov Ka-29; versi angkut serang, Kamov Ka-31;Versi Airborne Early Warning dan Ka-32; versi Sipil untuk misi SAR, Pemadam,  dan evakuasi. Pada awal 1990an, Kamov mengembangkan varian terbaru dari Ka-27 yakni Ka-40 yang lebih modern. Dengan alasan tertentu, proyek pengembangan Ka-40 dihentikan pada 1998.
Conclusion
Melihat begitu banyaknya operator dan varian yang dimiliki Kamov ka-27, membuktikan bahwa helicopter Rusia ini sudah sangat teruji di lapangan (Battle Proven). Harga yang jauh lebih murah dari produk Barat menjadi salah satu keunggulan Ka-27 dengan kualitasnya yang sudah tak diragukan lagi. Mungkin kekurangan utama dari Ka-27 adalah desainnya yang masih beraroma era 1980an, dibanding produk barat yang sudah bercita rasa gaya abad 21. Ane pribadi, Desain Ka-27 adalah sebuah keunikan, kekhasan sendiri yang selalu menjadi pembeda utama produk Rusia dengan Barat.  At least, Semoga saja TNI AL segera tertarik untuk menambah armada helicopter AKS dengan kamov Ka-27 ini.

Alutsista TNI dan Kegelisahan Negara Tetangga

575282_20140103080749
Adanya ajang perlombaan senjata (Arms Race) diantara kawasan yang belum tercipta sebuah aliansi adalah hal yang wajar. Memasuki abad 21, kawasan Asia khususnya Asia Pasifik mulai dimeriahkan dengan perlombaan kepemilikian Alutsista (Alat utama sistem Persenjataan) Canggih, ini tak lepas dari meningkatnya suhu perekonomian dunia yang kini bermigrasi dari Eropa/Amerika ke Asia. Negara negara yang paling antusias dalam kompetisi adu senjata biasanya terdorong oleh adanya permusuhan terselubung atau karena ada ancaman yang sangat serius dari negara sekitarnya, diantaranya Iran, China, India, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Singapura, Pakistan, Vietnam, Australia dan Indonesia. Jika diantara negara ini berencana atau tengah membeli Alutsista Strategis, maka negara sekitarnya akan turut terkompor untuk melakukan hal yang seirama, Jenis Alutsista tandingannya berbeda beda tergantung pada kebijakan politis dan anggaran yang dimiliki.
Terkadang, ajang perlombaan senjata ini dapat dianggap sebagai situasi yang riskan berpotensi meng unstabilkan kedamaian dan keseimbangan kawasan. Beberapa negara berpandangan, bahwa aktivitas saling unjuk gigi senjata strategis sangat tidak direkomendasikan karena akan timbul konsekuensi-konsekuensi yang tak diharapkan, seperti yang tadi dituliskan, mengancam kestabilan dan ketenangan kawasan. Sehingga, Negara tersebut memilih mengambil kebijakan yang bersifat unpublicated, top secret, dan terselubung terkait rencana atau kepemilikan Alutsista Strategis. Kebijakan inilah yang sepertinya dikerjakan oleh militer Indonesia (TNI) semenjak program pengadaan Alutsista (Minimum Essential Forces) Dicanangkan Pemerintahan Presiden SBY.
Alutsista Rahasia TNI
Tak semua pengadaan senjata utama TNI dipublikasikan pada khalayak umum demi menjaga sebuah kepentingan khusus dan strategis, salah satunya adalah menutupi kekuatan TNI yang sebenarnya dengan tujuan membingungkan pihak asing yang ingin bermain main dalam mengganggu kedaulatan dan integritas nasional Republik Indonesia. Program merahasiakan kekuatan strategis TNI tersebut disinyalir berhasil membuat gerah salah satu negara tetangga kita, secara kilat kementrian pertahanan negara tersebut mengadakan program reboisasi Alutsistanya seperti pembelian kapal LHD, Destroyer, Pesawat tempur canggih dan sebagainya. Secara kasat radar, hal ini terindikasi sebagai upaya antisipatif negara tersebut terkait keberadaan alutsista canggih TNI yang sengaja sangat dirahasiakan keberadaannya.
ERNOULT571179
Flashback sejenak ketika Pemerintahan Presiden Megawati berkuasa dan Pemerintahan Jilid satu Presiden SBY, dimasa itu tengah ramai pemberitaan insiden pelanggaran kedaulatan Indonesia oleh negara asing, pengklaiman wilayah dan penerbangan illegal (Black Flight). Kekuatan pertahanan Indonesia serasa ditampar, pasca Reformasi dan riuhnya konflik horizontal dibeberapa daerah, perhatian terhadap kondisi Alutsita TNI belum terlalu intens. Modernisasi dan pengadaan alutsista masih terkesan lambat, sehingga kebutuhan Alutsista TNI masih saja dibawah garis memadai. Dimasa kedua Pemerintahan SBY semuanya berubah, program MEF dicanangkan dengan rapi dan pasti. Insiden-insiden pelanggaran kedaulatan berangsung berkurang drastis, gerakan MEF dapat dianggap berhasil menggetarkan pihak asing, rakyat khususnya warga para military enthusiast bersuka cita. Dimasa MEF inilah kemudian beredar banyak bisikan gaib dan gossip tentang aktvitas rahasia Kementrian Pertahanan/TNI terkait pembelian Alutsista Menakutkan yang masuk dalam daftar kebijakan sangat dirahasiakan. Keberadaan Alutsista ini menjadi topic/bahan perbincangan ramai yang memikat diforum forum militer, saling tebak dan analisa yahud menyeruak dimana mana. Alutsista Ghaib, itulah sebutannya. Barangnya dirasa ada tapi wujudnya dirasa tidak ada. Wonderful !
Conclusion
Pertanyaan yang sangat menarik adalah Benarkah TNI memiliki Alutsista Strategis yang menakutkan lawan? Apa saja Alutsista tersebut?. Dari informasi yang beredar dijagad maya, Alutsista super rahasia tersebut adalah Jet Tempur Canggih, Sistem Pertahanan Udara (SAM) dan Kapal Selam. Penerawangan awam, Jet Tempur yang dimaksud adalah Sukhoi SU35 atau Dassault Rafale, SAM S-300, TD2000 atau HQ-16, Kapal Selam Kilo terbaru atau U216. Ane sendiri berharap bahwa Alutsista ghaib TNI tak hanya ini saja, melainkan ada Pesawat peringatan Dini (AEW&C), Kapal LHD  hingga Kapal Destroyer Aegis Type. Last, entah benar atau tidak informasi ini, yang pasti saat ini Militer Indonesia kembali disegani dikawasan. Rakyat yang penting tahu dan merasakan bahwa Negara ini dilindungi dengan sangat luar biasa, rasa kebanggaan dan nasionalisme semakin berkibar dengan memiliki angkatan bersenjata yang mumpuni.

Pakai senjata Pindad, TNI AD juara dunia 7 tahun tak terkalahkan



Merdeka.com - Jangan anggap remeh senjata produksi dalam negeri Indonesia. Senjata buatan PT Pindad Bandung sudah teruji mampu mengalahkan senapan yang populer di dunia macam M4, dan AK. 

Senapan SS1 dan SS2 ini mengantarkan TNI AD menjadi juara dunia kejuaraan menembak selama 8 tahun berturut-turut. Posisi TNI AD tak mampu disaingi tentara AS, Australia atau Prancis. 

Dalam kompetisi menembak yang diselenggarakan pada tanggal 5-16 Mei 2014 di Puckapunyal Military Area Victoria, Australiaini, kontingen Indonesia memakai beberapa produk senjata produksi PT Pindad (Persero) seperti senapan serbu SS2-HB (Heavy Barrel), Senapan Mesin SM-2, dan SM-3, serta pistol G2 versi Elite. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kontingen Indonesia mengikuti beberapa materi perlombaan seperti materi perorangan maupun tim, pada nomor senapan, pistol, senapan otomatis (SO) dan gabungan materi senapan dan SO.

Pada penyelenggaraan AASAM 2014, Indonesia harus menghadapi tim menembak dari 15 negara yaitu Australia, Kanada, Perancis (FF New Caledonia), Timor Leste, Brunei Darussalam, Inggris, Angkatan Darat Amerika Serikat, Angkatan Laut Amerika, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, Filipina, Papua Nugini, dan Tonga. 

Kinerja tim yang baik dan kehandalan para penembak, didukung oleh senjata yang akurat, membuat Indonesia jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya.

Tim TNI AD memperoleh 32 medali emas, 15 medali perak dan 20 medali perunggu. Menempati urutan kedua tim penembak tuan rumah Australia dengan perolehan medali 6 emas, 15 perak dan 20 perunggu. 

Sementara di urutan ketiga ditempati oleh tim penembak dari tentara Brunei Darusallam dengan perolehan medali 5 emas, 4 perak dan 1 Perunggu. 

"Gelar sebagai juara umum yang diraih TNI AD ini merupakan yang ke 7 kalinya diperoleh secara berturut-turut dari tahun 2008 hingga 2014," kata Jenderal Budiman yang menjabat kepala Staf TNI AD saat itu.

Sementara itu Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya menuturkan saat ini 90 persen prajurit TNI sudah mengenakan senjata ringan produksi PT Pindad. Untuk senapan dan pistol, TNI mengakui kualitasnya.

"Senjata ringan buatan kita, hebat sekali. Lomba di tingkat ASEAN rata-rata kita juara. Di luar negeri juga mau beli seperti Sri Lanka dan Malaysia, mungkin Thailand waktu dekat," kata Mayjen Fuad kepada merdeka.com, Jumat (3/10).

Fuad mengakui untuk persenjataan berat seperti tank dan meriam, pemerintah masih membeli dari luar. Dia pun berharap tak lama lagi Indonesia mampu membuat tank.

"Kita senjata berat dari korea nanti ada tank, ada yang dibuat di Indonesia bagian tertentu sebesar 10 persen," jelasnya.

PESAWAT, KAPAL DAN HELICOPTER TEMPUR

Senjata
taktis terbaru andalan TNI AL
yakni digunakannya Torpedo SUT
buatan PTDI. Torpedo berbobot 1,4
ton ini kini jadi senjata andalan
kapal selam KRI Cakra-401 dan KRI
Nanggala-402.
Dengan berat hulu ledak 260 Kg,
torpedo SUT mampu menjangkau
sasaran dengan jarak tembak efektif
maksimal 40 Km.
Ada ciri khusus yang membedakan
Torpedo SUT dengan Torpedo
lainnya, yakni adanya kabel sebagai
pemandu ketarget yang dituju. Kabel
berfungsi memberikan data-data
akustik guna mengendalikan arah
tujuan torpedo, dan juga berfungsi
sebagai penangkal jamming karena
datalink dipandu dua arah.
Torpedo SUT digerakkan dengan
motor listrik yang mampu
memberikan daya dorong hingga 35
knots dengan tingkat kebisingan
rendah. Setelah torpedo dirasa aman
dari reduksi jamming sonar lawan,
kabel akan terlepas dan kendali
diambil alih secara mandiri oleh
data prosesor yang ada di dalamnya.
Torpedo SUT buatan PTDI
menggunakan sistem pemandu sonar
pasif, pengembangan kedepannya
akan diintegrasikan juga dengan
sonar aktif. Sejatinya torpedo SUT
dibuat pertama kali oleh Jerman saat
perang dunia II, namun kini sudah
tidak diproduksi lagi. Produksinya
kini dikerjakan oleh Korea Selatan
dalam satu paket alih teknologi
kapal Selam 209.
Ada 2 varian Torpedo SUT yang
dibuat Korsel, yakni White Shark
(SUT/SST-3) dan Blue Shark (SUT/
SST-4). Kisaran harga pasar
internasional untuk kedua Torpedo
ini antara 1,6 s/d 2 juta dolar,
tergantung dari kuantitas dan
kondisi pengiriman. Sedangkan yang
dibuat PTDI adalah varian SST4.
Berikut negara (regional Asia-
Australia) pengguna Kapal Selam
(KS) dan jenis torpedo yang
digunakan saat ini :
• Australia - Mk 48 Model 6/7 (KS
Collins)
• Taiwan - SUT (produksi Indonesia)
(KS Hai Lung)
• Indonesia - SUT/SST-4 (KS cakra/
209 Type)
• Malaysia - Blackshark (KS
Scorpene)
• Singapore - Type 617 dan 43X2 (KS
Challenger) rumor akan diupgrade ke
blackshark
• Korea Selatan - LG K731
Whiteshark/ SUT (KS Changbogo)
Saat ini perkembangan senjata
torpedo sudah lebih maju, beberapa
bahkan sudah mengaplikasi
teknologi baru. Begitu pula dengan
teknologi terbaru yang digunakan di
kapal selam, seperti : sonar, mesin
diesel elektrik, persenjataan dan
torpedo.
Salah satunya MK-48 buatan AS
yang telah menggunakan pemandu
sonar pasif dan aktif, serta VA-111
Shkval buatan Rusia yang
menggunakan efek pendorong motor
'superkavitasi', sehingga torpedo
dapat mencapai kecepatan 200 knot
atau 370 km/jam.
tidaklah muluk jika kita berharap
nantinya kepada 10 kapal selam kelas
Kilo yang akan kita beli dari Rusia sudah dilengkapi dengan
torpedo Shkval.
Angkatan Laut Amerika
Serikat
Ada empat torpedo utama yang
dipakai oleh Angkatan Laut
Amerika Serikat, yaitu:
Mark 48.
Mark 46.
Mark 50.
Mark 54.
Angkatan Laut Britania
Raya
Torpedo yang digunakan oleh
Angkatan Laut Britania Raya
termasuk:
Spearfish .
Stingray.
Mark 24 Tigerfish.
Angkatan Laut Kerajaan
Jepang
Torpedo yang digunakan oleh
Angkatan Laut Kerajaan
Jepang pada Perang Dunia II
termasuk:
Tipe 91.
Tipe 92.
Tipe 93.
Tipe 95.
Tipe 97.
Kaiten.
Angkatan Laut Jerman :
DM2A4.
DM2A3.
MU 90.
Mark 46.
Barracuda (dalam
pengembangan).
Angkatan Laut Rusia
Torpedo yang digunakan oleh
Angkatan Laut Rusia termasuk:
Tipe 53.
Tipe 65.
VA-111 Shkval.
Tipe Wedhosz.

Panglima TNI Ingin Cetak Master Intelijen Hebat dan Diakui Dunia


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengungkapkan keinginannya untuk dapat mencetak Perwira TNI sebagai Master Intelijen yang memiliki kemampuan hebat dan diakui dunia.
Keinginan tersebut disampaikan Panglima TNI saat membuka Sekolah Manajemen dan Analisis Intelijen angkatan pertama tahun 2014 di Markas Besar TNICilangkap, Jakarta Timur, Senin (17/11/2014).
Menurut Panglima TNI, Mabes TNI saat ini tengah memikirkan bagaimana seorang Perwira Menengah (Pamen) berpangkat Letnan Kolonel yang memiliki kemampuan intelijen yang hebat, akan tetapi tidak mempunyai kesempatan untuk Sekolah Staf dan Komando (Sesko) Angkatan dan masa depannya tidak jelas karena tidak ada sekolah untuk naik pangkat.
"Menurut pandangan Saya, saat ini para Pamen tak usah memikirkan soal jabatan. Karena nantinya akan menjadi master intelijen," kata Jenderal TNI Moeldoko di hadapan puluhan siswa intelijen.
Menurutnya, sekolah intelijen yang baru dibuka tersebut akan menjadi pengembangan karier prajurit TNI ke depan, sehingga, untuk menjadi seorang Asintel Kodam tidak harus mengikuti Sesko Angkatan.
"Tak perlu kecil hati. Yang terpenting agar menekuni bidang intelijen ini," tegas Panglima TNI.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam sekolah ini adalah peningkatan kemampuan intelijen guna menciptakan master intelijen. Untuk itu, Panglima TNI berharap agar para Pamen menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kemampuan intelijen dengan belajar di sekolah tersebut.
Disamping itu, Panglima TNI meminta agar para siswa tidak terlalu memikirkan apakah sekolah itu membuat mereka naik jabatan, namun akan memikirkan untuk menjadikannya sebagai jalan untuk mengembangkan karier prajurit TNI.
Panglima TNI meminta para siswa sekolah intelijen gelombang pertama ini menekuni setiap pelajaran yang diberikan dan mengasah kemampuan intelijen mereka.
"Saya minta agar soal-soal yang diberikan tidak sama. Kasih beban yang seberat-beratnya agar para siswa mampu mengasah dengan baik kemampuan intelijennya, anggaran akan disiapkan. Soal pengembangan SDM, saya tak perlu hitung-hitung, yang penting bisa berkembang dengan baik," kata Panglima TNI.
Dalam arahannya, Panglima TNI memerintahkan agar ada penguatan intelijen yang harus segera dilakukan. Hal ini penting, mengingat setelah reformasi, persoalan intelijen di Indonesia menjadi kacau balau, dan bahkan ada upaya untuk mengecilkan peran dan fungsi intelijen.
"Hampir sebagian kita tahu, hampir sebagian pejabat tahu, hampir sebagian masyarakat tahu dan merasakan, tetapi sebagian besar itu juga tak berbuat apa-apa dan hanya menikmati kondisi ini. Bisanya hanya komentar, mengeluh dan menyalahkan orang lain. Tapi tak ada upaya yang serius untuk menanganinya," jelasnya.
Kondisi yang demikian ini, sudah berlangsung lama, sehingga persoalan intelijen menjadi lemah dan tak berdaya. Untuk mengembalikan Indonesia yang memiliki intelijen yang kuat bukan persoalan yang mudah, namun membutuhkan waktu relatif lama.
"Dulu kita punya tokoh dan master intelijen yang hebat dan diakui oleh dunia, seperti Bapak Yoga Sugama, Benny Moerdani dan Hendropriyono. Namun ke arah sini belum ada lagi master intelijen Indonesia," kata Moeldoko.
Pendidikan Sekolah Manajemen dan Analisis Intelijen gelombang pertama ini diikuti sebanyak 30 personel Pamen TNI yang telah lulus seleksi persyaratan umum maupun khusus dan akan menempuh pendidikan selama 24 Minggu atau 6 bulan. Untuk gelombang kedua dengan rencana alokasi 35 orang akan dilaksanakan pada Pebruari 2015 dan gelombang ketiga alokasi 35 orang pada bulan Mei 2015.

Sumber : http://www.tribunnews.com/

Hebatnya Pasukan Katak, Amerika Berguru dan Malaysia Ngacir

Menjadi rakyat sipil yang tak paham betul dunia militer, lumayan terkejut bila banyak orang bercerita soal kehebatan Kopaska, Komando Pasukan Katak milik TNI. Begitu masyurnya pasukan ini hingga tentara Amerika pun berguru pada Indonesia.

Kopaska adalah pasukan elite spesialis misi bawah air. Pasukan khusus dengan kemampuan berderet. Mulai dari demolisi bawah air, sabotase, pembebasan sandera, pengawalan VIP, gerilya dan antigerilya, terjun bebas, penyapu ranjau hingga intelijen.

 


Tepat jika disebut Kopaska adalah Navy Sealnya Indonesia. Karena kecocokan itu, Navy Seal dan Kopaska rutin menggelar latihan bersama. Sudah 32 tahun dan 64 kali dua pasukan elite ini berlatih bersama dalam latihan berjudul Flash Iron.

Dalam sesi latihan yang digelar, ternyata Kopaska jadi guru bagi pasukan Amerika tersebut. Tentara kita sangat berpengalaman berperang dalam hutan, memanfaatkan sumber alam untuk senjata. Misalnya saja membuat booby trap. alias jebakan dari bahan-bahan yang sudah ada di hutan. Ranting, kayu dan akar-akaran bisa jadi senjata mematikan jika dipadukan dengan senjata atau peledak yang sudah ada.

Ternyata dalam peperangan modern, hal itu masih sangat menakutkan. Untuk itu Navy Seal merasa perlu mempelajarinya. Usai latihan, personel Kopaska pun layak mendapat brevet Trident Navy Seals kehormatan. Karena itu jangan heran kalau melihat anggota TNI AL memakai brevet Navy Seals.




Tentara Malaysia ngacir
Selain militer Amerika mengakui kedigdayaan Kopaska, tentara Malaysia pun pernah merasakan langsung sehingga kabur terbirit-birit. Padahal hanya dengan ancaman singkat, tanpa kontak senjata satu pun.

Dikisahkan, peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2005, saat ketegangan RI-Malaysia di Blok Ambalat. Saat itu pemerintah RI membangun mercusuar Karang Unarang yang terletak di titik terluar. Upaya ini selalu diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) maupun Marine Police. Mulai dari bermanuver yang menimbulkan gelombang, hingga menganiaya pekerja mercusuar.

 

Pada 1 April 2005, dua kapal TLDM dan Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar. Upaya kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tak digubris.

Komandan KRI pun meminta bantuan dari personel Kopaska yang memang disiagakan di sana. Serka Ismail meminta izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.

Lettu Berny mengizinkan. Namun dia meminta Ismail tak membawa senjata agar tak terjadi kontak tembak.

Serka Ismail melaju dengan motor boat bersama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono. Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.

Tujuannya agar perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat. Sementara itu Ismail melompat dan berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Tanpa diketahui satu pun ABK, Ismail naik ke atas kapal. Dia mendobrak pintu samping kapal sambil berteriak.

"Di mana kapten kapal," bentak Ismail hingga ABK Malaysia ketakutan.

Serka Ismail pun sempat membentak seorang petugas meriam kapal Malaysia.

Kapten Kapal keluar. Dengan nada tinggi Ismail bertanya apa keperluan kapal Malaysia di tempat itu. Sang kapten menjawab normatif, hanya menjalankan perintah.

"Baiklah kalau begitu. Daerah ini adalah wilayah saya (Indonesia). Jadi setelah saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak jangkar akan saya putuskan," sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.
 

Walau tak bersenjata, keberanian Ismail rupanya membuat nyali para ABK Malaysia ciut. Begitu Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.

Namun kapal kedua tak mau pergi. Serka Ismail dan Tim Kopaska segera melaju. Aksi mereka dihalangi sehingga Ismail tak bisa naik kapal.

Ismail segera menuju tali jangkar. Dia berteriak sambil menggoyang-goyangkan tali jangkar.

"Kalau tidak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan," ancamnya.

Berhasil. Aksi ini pun membuat kapal Malaysia meninggalkan wilayah Karang Unang. 
Cukup tiga orang Kopaska untuk mengusir dua kapal Malaysia.

Kisah-kisah di atas dapat dibaca lebih lengkap dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus.

Bagaimana Cara Tim 'Amfibi' Bertahan Mencari Korban di Kedalaman 30 Meter?


Jakarta - Sebanyak 12 anggota Tim Penyelam TNI AL pagi ini diberangkatkan menuju Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk membantu mengevakuasi korban Pesawat AirAsia QZ 8501. Tak hanya persiapan personel, peralatan yang mereka gunakan mendukung dalam proses penyelaman mencari korban.

"Persiapan dari personel, materil. Teknik pernafasan juga sangat penting dalam proses penyelaman," ujar Wandantim Penyelam Lettu Ferry Dhian di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Tak hanya teknik personel, peralatan khusus bagi penyelam menjadi modal untuk keberhasilan proses evakuasi ini. Seperti Helm selam Kirby Morgan Band (KMB) yang akan digunakan tim ini.

"Kita pakai helmet selam KMB, itu untuk ambil udara dari permukaan laut. Jadi suplai udara nanti masuk ke helm melalui selang sepanjang 150 meter. Tapi siaga EGS (Emergency Gas Supplay)," kata Ferry.

EGS ini satu perangkat dengan Helmet KMB dan saling terkoneksi. Apabila terjadi kendala pada selang atau suplai udara, maka EGS digunakan oleh para penyelam ini.

"EGS dipakai kalau emergency misalnya suplai udara bermasalah dari atas, itu satu paket dengan helmet. Kita juga bawa tabung gas pribadi, kita pakai SCUBA," tutur Ferry.

Scuba atau Self Contents Under Water Breathing Aparatus merupakan sistem pernapasan yang oksigennya dibawa sendiri oleh penyelam. Tabung gas ini merupakan peralatan selam yang juga dipakai oleh para diver pada umumnya

"Kita juga bawa kamera bawah tanah, senter pasti, pisau selam, dan perlengkapan penyelam pada umumnya kayak fin (kaki katak) dll. Untuk batas waktu penyelaman sekali turun beda-beda ya tergantung berapa kedalamannya," Ferry menjelaskan.

Menurutnya jika tim penyelam ini turun pada kedalaman 30-40 meter, waktu aman penyelaman sekitar 15 menit bagi tiap personel. Untuk lebih dari kedalaman 40 meter, maka waktu penyelaman lebih singkat lagi.

"Kalau ke dalam 30-40 meter safety-nya 15 menit, nanti naik lagi untuk ganti orang, dan nanti akan bergantian terus menerus. Lebih dari 40 meter, waktunya lebih sebentar. Kita nggak bisa lama-lama," tutup Ferry.

Sebanyak 12 tim penyelam ini termasuk dari 47 anggota TNI AL yang diberangkatkan pagi ini dengan Pesawat Hercules A-1319 dari Lanud Halim Perdanakusuma. Sisanya adalah 21 dari Korps Marinir termasuk anggota pasukan Khusus Den Jaka, dan 14 personel Komando Pasukan Katak (Kopaska).

Adapun 12 tim penyelam TNI AL tersebut adalah:

Lettu Aang Zaenal (Dantim)
Lettu Ferry Dhian (Wadantim)
Serma Prihan
Pelda Hendriyono
Kopda Agung
Koptu Anif
KLK Rozi
KLK Joko
LS Winarta
LS Mifta
KLK Kristanto
Kopda Edy
Sumber : http://news.detik.com/

Monday 29 December 2014

Detik-detik Haru Jelang Kematian Usman dan Harun

Para prajurit menyambut kedatangan jenazah Usman dan Harun di tanah air.

Singapura keberatan dengan rencana Indonesia menstempel salah satu kapal perang barunya dengan nama Usman dan Harun (KRI Usman-Harun), dua pahlawan nasional RI yang mengebom MacDonald House di Orchard Road, Singapura, tahun 1965, pada periode konfrontasi Indonesia-Malaysia. Ketika itu Singapura masih menjadi bagian dari Malaysia.

Usman dan Harun dieksekusi mati di Singapura pada 17 Oktober 1968. Seluruh upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia – baik di masa kepemimpinan Soekarno maupun Soeharto – untuk menyelamatkan kedua marinir itu tak berhasil. Presiden Singapura menolak permohonan grasi atas Usman dan Harun yang diajukan pemerintah RI. Lobi Presiden Soeharto ke Singapura lewat PM Malaysia pun tak digubris.
Seperti dikutip dari toparmour.blogspot.com, permohonan Presiden Soeharto agar pelaksanaan hukuman gantung terhadap Usman dan Harun dapat ditunda satu minggu bahkan ditolak pemerintah Singapura. Padahal Soeharto ingin mempertemukan kedua anggota Pasukan Komando Operasional Khusus RI itu dengan orangtua dan kerabat masing-masing sebelum mereka mati.

Singapura benar-benar berang dengan ulah Usman dan Harun yang menewaskan 3 orang dan melukai 33 orang lainnya di Orchard Road. Negeri Singa menyatakan, Usman-Harun sengaja dikirim RI untuk menyusup ke Singapura, menyabotase dan merusak instalasi penting, serta meledakkan bom di tempat umum guna menciptakan kepanikan dan ketegangan. 
Semua tindakan yang dilakukan Usman dan Harun tak lain atas nama negara Republik Indonesia. Saat itu pemerintah Indonesia di bawah Soekarno menentang penggabungan Federasi Tanah Melayu, Singapura, Brunei, Serawak, dan Sabah ke dalam satu Malaysia. Penyatuan Malaysia yang mendapat restu Inggris itu membuat geram Soekarno, dan berujung aksi pengeboman Usman-Harun di Singapura.

Tahu pemerintah RI tak dapat melakukan apapun untuk menyelamatkan Usman dan Harun, utusan pribadi Presiden Soeharto, Brigjen TNI Tjokropranolo, tiba di penjara Changi, Singapura, 16 Oktober 1968 – sehari sebelum tanggal pelaksanaan hukuman gantung Usman-Harun. Di penjara itu, terjadilan sebuah pertemuan yang mengharukan.

Melihat kedatangan Brigjen TNI Tjokropranolo, Usman dan Harun segera mengambil sikap sempurna seorang prajurit. Mereka juga memberi hormat kepada Tjokropranolo dan menyampaikan laporan lengkap soal aksi mereka di Singapura. Brigjen Tjokropranolo nyaris tak dapat menguasai diri melihat sikap tabah kedua prajurit pemberani itu.

Brigjen Tjokropranolo lantas menyampaikan pesan Presiden Soeharto kepada Usman dan Harun, yaitu keduanya diberi gelar pahlawan dan akan dihormati oleh seluruh rakyat Indonesia atas jasa-jasa mereka terhadap negara. Permintaan Usman dan Harun untuk dimakamkan berdampingan di Indonesia pun dikabulkan oleh Soeharto.
Pada kesempatan terakhir itu, Usman dan Harun menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden RI Jenderal Soeharto dan seluruh rakyat Indonesia yang telah berusaha membebaskan mereka dari hukuman mati.

Keesokan harinya, 17 Oktober 1968, Usman dan Harun dibangunkan oleh petugas penjara untuk sembahyang. Usai salat, Usman-Harun dengan tangan terborgol dibawa ke kamar kesehatan untuk dibius. Lalu dalam kondisi terbius, urat nadi mereka dipotong oleh dokter hingga keduanya lumpuh. Setelah itu, Usman dan Harun dibawa menuju ke tiang gantungan. Kedua pahlawan nasional RI pergi menghadap Sang Pencipta tepat pukul 06.00 pagi waktu Singapura.
Lautan manusia sambut Usman-Harun

Begitu penjara Changi mengumumkan hukuman mati terhadap Usman dan Harun telah dilaksanakan, bendera Merah Putih dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung. Warga Indonesia yang berada di Singapura datang berbondong-bondong ke Kantor Perwakilan RI dengan membawa karangan bunga untuk menghormati kedua prajurit mereka.

Ketika memasukkan jenazah Usman dan Harun ke dalam peti mati, pemerintah Singapura tidak mengizinkan bendera Merah Mutih yang dikirimkan pemerintah RI diselubungkan ke peti jenazah. Namun ketika kedua jenazah diterbangkan dari Changi menuju Jakarta, peti mereka telah diselimuti bendera Merah Putih.
Setiba di tanah air, jenazah Usman dan Harun disemayamkan lebih dulu di Aula Hankam Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, sebelum dibawa ke Taman Pemakaman Pahlawan Kalibata di Jakarta Selatan. Ketika itu, sepanjang jalan antara Kemayoran dan Merdeka Barat telah menjadi lautan manusia. Warga ingin melihat kedatangan kedua pahlawannya.

Usai salat Jumat, jenazah Usman dan Harun diturunkan perlahan-lahan ke liang lahat diiringi tembakan salvo. Atas jasa mereka, pemerintah RI memberi tanda kehormatan Bintang Sakti dan mengangkat keduanya sebagai Pahlawan Nasional. 

Sulitnya Meraih Baret Intai Amfibi, Pasukan Elite Marinir..Dengan Kaki dan Tangan Terikat, Dibuang ke Laut


“Di Karang Tekok, Situbondo, Jatim, saat ini sedang berlangsung pendidikan Sekolah Khusus Marinir yang diikuti 54 siswa. Mereka berjuang untuk meraih baret Pasukan Intai Amfibi (Taifib). Bagaimana beratnya latihan itu?
Sniper Marinir AL dari kesatuan Intai Ampibi
M. Nasaruddin Ismail – Surabaya
Taifib
SUUD RUSLI, mantan anggota Marinir yang kabur dari sel Lantamal II Jakarta merupakan salah seorang penyandang baret Taifib. Karena itu, untuk meringkus pembunuh bos PT Asaba tersebut, jajaran pimpinan TNI Angkatan Laut mengerahkan hampir satu peleton tim gabungan.
TNI-AL sadar bahwa Suud adalah salah seorang prajurit Marinir yang mempunyai kemampuan luar biasa. Jago tembak. Sebagai anggota Taifib, dia mempunyai pengalaman dalam berbagai operasi khusus. Untuk melukiskan kemampuan Taifib itu, ada yang menganggap kemampuan satu pasukan Taifib setara dengan sepuluh pasukan biasa.
Para pemburu Suud tak mau gegabah, meski sasarannya sudah diketahui pasti. Dikhawatirkan Suud yang dikenal sebagai penembak jitu tersebut bereaksi. Tapi, untungnya, ketelatenan tim pemburu yang sebagian juga anggota Taifib tersebut berhasil meringkus Suud di Jalan Sumbersari, Desa Sumbersari, Kota Malang. ”Menghadapi Suud bukanlah hal yang mudah karena dia mantan pasukan khsusus yang mempunyai kemampuan lebih daripada prajurit Marinir biasa,” jelas salah seorang perwira TNI-AL.
Sniper Taifib
Itulah gambaran bahwa lulusan pendidikan Taifib disegani sekaligus ditakuti. Mereka adalah pasukan inti di Kesatuan Marinir yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Kemampuan tersebut diraih setelah ditempa melalui pendidikan yang sangat ketat serta melewati ujian yang sangat berat selama sepuluh bulan.
Tidak heran, di antara ratusan prajurit yang mengikuti seleksi pendidikan Taifib, hanya 54 orang yang diterima pada tahun ini. Mereka itulah yang sedang digodok di kawah candradimuka di Situbondo itu. Tahun-tahun sebelumnya, sering hanya belasan prajurit yang memenuhi syarat. Mereka yang tak lulus dikembalikan ke kesatuannya semula di Marinir.
Tidak semua yang mengikuti pendidikan tersebut lolos. ”Saya mendapat laporan, dua di antara mereka (di antara 54 yang sedang pendidikan, Red) dimungkinkan dikembalikan ke kesatuannya karena tidak mampu mengikuti pendidikan,” jelas Letkol Laut (KH) Tony Saiful, perwira penerangan Kodikal, kepada koran ini tadi malam.
Selain fisik prima, calon Taifib juga dituntut memiliki IQ tinggi. Sebab, pasukan elite yang sering digunakan untuk penyusupan di daerah operasi itu harus mampu menghadapi berbagai masalah, baik secara individu mapun kelompok.
Selama pendidikan, teori di kelas hanya 20 persen. Selebihnya di lapangan, seperti hutan, laut, bahkan udara. Mereka harus mempunyai kemampuan terbaik di darat, laut, dan udara. Mereka dituntut mampu melaksanakan tugas rahasia secara sempurna di ketiga medan tersebut.
Untuk mencapai semua itu, diperlukan pendidikan yang sangat keras dan ketat. Mereka harus mampu menyusup dengan terjun payung, bergerak lincah di laut dengan daya tahan tinggi, serta survive di darat.
Taifib
Mereka ditempa di tengah ombak ganas di Laut Banyuwangi, yang biasanya menghanyutkan perahu nelayan. Dengan tangan dan kaki diikat, para prajurit tersebut dibuang ke laut ganas itu. Mereka harus mampu bertahan sekaligus menyelamatkan diri. “Latihan mereka cukup berat. Kaki dan tangan diikat pun bisa hidup. Coba kalau saya, yah tenggelam,” jelas Tony Saiful sembari tertawa.
Kenapa sampai demikian? Bila sewaktu-waktu prajurit trimedia (menguasai medan darat, laut, dan udara) itu dibuang ke laut dalam keadaan tangan dan kaki terikat oleh musuh, mereka akan mampu menyelamatkan diri.
Setelah melawan ombak besar di laut, mereka juga dituntut bertahan hidup di hutan tanpa perbekalan sedikit pun. Untuk menguji daya tahannya itu, para prajurit terpilih tersebut dilepas di tengah hutan dengan hanya bermodalkan garam. Air minum pun tidak diperkenankan dibawa. Selebihnya, cari sendiri di hutan. Latihan itu dilakukan di Alas Purwo. Di sana, mereka dilepas untuk melatih ketahanan fisik dan kemampuan perorangan.
Di tengah hutan, mereka harus bertahan berhari-hari. Mereka tak jarang hanya makan binatang buas, seperti ular. Bila mampu menangkap monyet, hewan itu pulalah yang disantap. Selama tiga hari tiga malam, mereka tidur di tengah hutan rimba tersebut. Kadang-kadang, juga lebih,
“Saya pernah minum air untuk tambal ban di pinggir jalan Alas Purwo,” cerita mantan Direktur Sekolah Khusus (Dirsus) Marinir Kol (Mar) Buyung Lalana. “Meski air itu siang harinya digunakan untuk mengetes ban mobil dan sepeda motor yang pecah, rasanya nikmat sekali karena begitu haus,” kenang Buyung lagi.
Itu semua belum cukup. Soal pukul-memukul oleh instruktur untuk melatih mental bukanlah hal aneh di kalangan mereka. Wartawan koran ini pernah menyaksikan betapa kerasnya pelonco dari kakak angkatan untuk prajurit yang mengawali pendidikan. Mereka benar-benar harus siap mental dan fisik. Begitu kerasnya, tidaklah heran kalau di awal pendidikan itu, ada yang mengundurkan diri.
Untuk latihan udara, mereka bukan lagi dilatih terjun tempur seperti prajurit biasa. Kalau terjun tempur, begitu keluar dari pintu pesawat, payung sudah terbuka. Tapi, Taifib dilatih terjun bebas.
Yang menarik, terjun bebas itu tidak saja dilakukan siang, tapi juga tengah malam. Dengan begitu, bila sewaktu-waktu masuk ke sasaran musuh, mereka tidak harus lewat darat atau laut yang mudah dideteksi lawan. Para Taifib juga bisa diturunkan dari pesawat dengan ketinggian yang sulit terdeteksi musuh.
Wartawan koran ini pernah menyaksikan latihan terjun malam di pengeboran gas Pulau Pagerungan, sebuah pulau kecil masuk wilayah Sumenep dekat Selat Lombok. Mereka diterjunkan di keheningan malam. Prajurit tersebut bisa mendarat dengan tepat di celah-celah pohon mangga dan kelapa pinggir pantai.
Untuk menghindari pendeteksian musuh, mereka harus piawai menyelam. Dengan menggunakan kompas, sambil menghitung derajat daerah sasaran, para Taifib harus bisa muncul di titik yang tepat.

Itu baru tahap latihan. Bila pelantikan atau dikenal dengan pembaretan, mereka harus jalan kaki siang malam. Itu sering dilakukan Banyuwangi-Surabaya. Mereka dilepas di Banyuwangi dan diperintahkan kumpul di Surabaya dalam waktu yang ditentukan. Bila naik kendaraan dan ketahuan instruktur, hukuman berat bakal dirasakan. Baretnya pun bakal tak hinggap di kepala.

Kehebatan Aksi Amfibi Marinir TNI AL di Hawaii


 

Pasukan Amfibi Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7). RIMPAC adalah latihan gabungan marinir terbesar di dunia yang diikuti oleh 22 negara.



Pasukan Pendarat Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7).


Pasukan Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7).


Pasukan Amfibi Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7).


SAMUDERA PASIFIK (8 Juli, 2014) Assault Amphibious Vehicles (AAV), keluar dari Kapal TNI-AL (LPD 593), bersiap untuk naik ke kapal US NAvy USS Rushmore (LSD 47) mengikuti operasi kapal kecil di laut ketika berlatih dalam  Rim of the Pacific (RIMPAC)  2014.

Gungho Band batalyon infanteri -1 marinir (pergi demi tugas pulang untuk cinta)

Lagu Lagu Kopasus

Derap Langkah